Senin, 02 Januari 2012
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke Facebook
Apakah Anda suka membeli barang-barang bekas di pasar
loak? Mungkin sebagian besar dari kita lebih memilih barang-barang baru di
supermarket yang harganya sudah pasti lebih mahal. Padahal kualitas barang di
pasar loak pun bisa jadi tidak jauh berbeda, hanya mengalami sedikit
depresiasi. Fungsi dan tampilannya banyak yang masih bagus, tetapi tidak banyak
orang mau membeli barang di pasar loak.
Tahukah Anda, Jepang yang dapat dikatakan sebagai salah
satu negara maju di Asia ini juga memiliki Flea Market ( Pasar Loak ).
Uniknya, pasar loak yang penulis temui di kota Matsuyama, Jepang, ketika mengikuti Program Student Exchange antara Universitas Sebelas Maret
dan Universitas Ehime pada Desember 2010 lalu, terlihat ramai
pengunjung dan seakan menjadi incaran banyak orang untuk membeli alat-alat
rumah tangga, pakaian, mainan anak, atau hanya sekedar memenuhi hobi belanja.
Pengunjung tidak hanya warga negara Jepang, tetapi juga warga negara asing.
Fenomena ini bisa menjadi wacana tentang bagaimana negara maju yang satu ini
menerapkan strategi pemasaran melalui pemahaman konsumen.
Seperti yang kita ketahui, pada umumnya barang-barang
bekas selalu menjadi pilihan ke sekian bagi para konsumen. Alasan yang biasanya
muncul adalah karena kualitas barang bekas yang dinilai tidak sebagus barang
baru di toko, tempat penjualan barang-barang bekas yang kurang nyaman dan tidak
diketahui banyak orang, serta masih kurangnya variasi barang yang dapat
ditemukan di pasar loak. Kondisi-kondisi ini dapat menjadi faktor menurunnya
kepuasan pelanggan terhadap pasar loak. Kepuasan
pelanggan dalam ilmu marketing dapat diartikan sebagai perasaan
pelanggan setelah membandingkan performansi nilai yang diperoleh dengan
performansi nilai yang diharapkan. Ekspektasi seorang pelanggan terbentuk dari
berbagai faktor internal maupun eksternal orang tersebut seperti pengalaman,
informasi dan persepsi. Pemenuhan ekspektasi masyarakat terhadap pasar loak tentu mampu menjadi salah satu cara untuk meningkatkan
profit para pedagang barang-barang bekas dan memberikan penawaran yang lebih
ekonomis bagi konsumen.
Salah satu alat untuk meraih respon yang diinginkan dari
target pasar adalah marketing mix. Philip Kotler menyebutkan terdapat
empat hal yang menjadi fokus utama, yaitu product, price, promotion, and
place.
Product
Kualitas produk di flea market harus dijamin
produk yang masih berfungsi dengan baik serta sebisa mungkin masih memiliki
penampilan yang menarik. Selain itu, perlu adanya variasi produk dalam flea
market. Barang baru dalam jumlah sedikit bisa saja dijual dalam flea
market untuk memberikan kelengkapan bagi produk yang dijual. Tidak hanya
barang elektronik saja, tetapi kita juga bisa menjual barang pecah belah,
kerajinan tangan, pakaian, alat-alat olah raga, mainan anak mulai dari model
tradisional sampai modern dan bahkan kita juga bisa menjual sepeda. Bagi penulis yang merupakan pelajar asing (foreign
student), tempat ini juga manjadi salah satu tempat menarik untuk mendapat
aneka souvenir khas Jepang sebagai buah tangan ketika kembali ke tanah
air.
Price ( Harga )
Harga yang ditawarkan tentu saja jauh lebih murah
daripada barang baru di toko. Sebagai contoh, pakaian bekas di Jepang bahkan
dijual hanya 10% dari harga barang baru jika dibeli di toko. Padahal, jika
dilihat kondisi fisiknya, tidak jauh berbeda dengan barang baru, bahkan ada
beberapa barang yang diberikan secara gratis. Harga murah tentu akan menarik
perhatian pelanggan, meski hanya sekedar melihat-lihat pada awalnya.
Promotion
Produk dan harga yang menarik tentu tidak akan dilirik
jika tidak ada promosi yang baik. Adanya bazar barang-barang bekas terlengkap
mungkin dapat menjadi agenda promosi yang menarik. Terlebih jika moment
seperti ini hanya berlangsung beberapa kali setiap bulannya. Terdapat kerinduan
tersendiri bagi konsumen untuk membeli barang sebanyak-banyaknya di moment
tersebut. Di Jepang, flea market mungkin hanya bisa dijumpai sebanyak
dua kali selama sebulan. Promosi dilakukan melalui surat kabar atau via
internet.
Place ( Tempat )
Terakhir, faktor tempat juga sangat mempengaruhi kepuasan
pelanggan. Pasar loak dapat menjadi pasar bergengsi jika
ditempatkan di tempat yang bergengsi pula. Tempat yang bersih, rapi, dan
membuat pelanggan tidak sungkan untuk masuk. Tentu tidak ada salahnya jika pasar loak diselenggarakan di dalam gedung atau aula untuk
membentuk persepsi yang baik bagi masyarakat. Barang bekas dapat termanfaatkan
dan masyarakat pun tidak segan membeli barang bekas untuk memenuhi
kebutuhannya.
Pasar barang-barang bekas yang terdapat di Solo misalnya,
saat ini belum menarik pengunjung secara maksimal. Padahal, terdapat banyak
barang-barang menarik disini yang bahkan sudah tidak dijual di toko atau
supermarket. Selain itu, harga yang ditawarkan cukup bersahabat. Pasar loak dapat menjadi ajang bagi para pengrajin barang-barang
bekas untuk meraih keuntungan lebih serta tak khayal dapat pula menjadi objek
tujuan para wisatawan, terutama wisatawan mancanegara. Barang-barang
tradisional yang unik serta langka mampu menjadi daya tarik tersendiri bagi
mereka. Selain itu, pasar loak dapat
mengurangi sifat konsumeris masyarakat serta memberikan alternatif pemenuhan kebutuhan
rumah tangga yang lebih ekonomis. Bukan tidak mungkin, perwujudan pasar loak
yang lebih menarik, akan membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar