Senin, 02 Januari 2012
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke Facebook
Para pesaing menyebut Steve Jobs, pendiri Apple Computer Inc., sebagai
pengubah dunia. Tak ketinggalan Presiden Amerika Serikat Barack Obama juga
mengakui kehebatan mendiang yang meninggal 5 Oktober 2011 kemarin. "Steve
(Jobs) adalah salah satu inovator terbesar Amerika yang cukup berani berpikir
beda, cukup berani untuk percaya bahwa dia bisa mengubah dunia, dan cukup
berbakat untuk melakukannya," kata Obama.
Apa sebenarnya rahasia sukses Steve
Jobs hingga bisa sukses seperti itu?
Kerjakan Apa yang Dicintai
Ini nasihat lama yang sudah sering
kita dengar. Bahkan sudah menjadi kredo bisnis yang harus dipegang setiap orang
yang ingin sukses menjadi pengusaha. Tetapi jika itu kembali didengar dari
ucapan Steve Jobs, nasihat ini pasti luar biasa.
Jobs menempatkan kecintaannya pada
pekerjaan sebagai kunci suksesnya. Ia dipecat oleh eksekutif yang ia angkat di
Apple karena dianggap tidak sesuai dengan missi perusahaan. Namun ia tak
"ngambek". Ia anggap pemecatan itu sebagai berkah. Dan ketika
kesempatan untuk kembali ke Apple datang ia menyambutnya dengan senang hati.
"Saya masih menyukai pekerjaan saya. Apa yang terjadi di Apple tidak
mengubah sedikit pun. Saya telah ditolak, namun saya tetap cinta. Dan saya
memutuskan untuk memulai kembali," katanya.
Berikan Peran di Dunia
Jobs membuat sesuatu bukan hanya
untuk memenuhi pasar di lingkungan yang sempit. Ia melakukannya untuk mengubah
dunia. Suatu kali, seperti dituturkan Carmine Gallo, penulis buku The
Presentation Secrets of Steve Jobs danThe Innovation Secrets of Steve
Jobs, Jobs bertanya pada Presiden Pepsi saat itu, John Sculley.
"Apakah Anda hanya ingin menghabiskan hidup Anda menjual air gula atau
ingin mengubah dunia?" tanyanya. Seperti kita ketahui, Sculley kemudian
direkrut Jobs jadi CEO Apple Computer (1983-1993). Namun justru Sculley-lah
yang memecat Jobs.
Tanpa Jobs, Apple gagal meneruskan
kiprahnya "mengubah dunia". Namun ketika Jobs kembali tahun 1997,
Apple melahirkan produk-produk inovatifnya yang populer mulai dari iMac, iBook,
iPod, hingga iPhone dan iPad saat ini.
Menghubungkan Banyak Titik
Dalam pidatonya yang paling berkesan
di Stanford University pada tahun 2005 ia mengistilahkan suksesnya dengan
"Menghubungkan sejumlah titik". Titik-titik itu bisa berupa kebutuhan
orang yang terus berkembang, tantangan yang dihadapi pengembang teknologi,
keindahan produk, dan sebagainya. Untuk menghubungkannya memang diperlukan
kreativitas dan Jobs sukses melakukannya.
Tak Membatasi Diri
Berapa banyak ide yang disodorkan
untuk dicoba diwujudkannya? Jangan tanya Jobs, karena ia pasti akan membawa
begitu banyak ide. Ketika ia kembali ke Apple pada tahun 1997 ia tidak membawa
satu-dua ide produk. Ia membawa 350 macam ide produk. Dari ide sebanyak itu,
setelah diseleksi tim, hanya 10 yang harus diwujudkan dalam dua tahun ke depan.
Jadi, ia tak membatasi diri untuk membuat idenya.
Stay Hungry, Stay Foolish
Di pengujung pidatonya di Stanford
University itu, Jobs mengucapkan dua kalimat pendek-pendek: Stay Hungry,
Stay Foolish. Tetaplah lapar, tetaplah bodoh. Sebenarnya ini kata-kata
motivasional dari Steve Jobs untuk mengajak mahasiswa Stanford University yang
dikaguminya untuk tetap belajar dan tetap kreatif. Hanya orang lapar akan ilmu
pengetahuan yang akan terus belajar, dan hanya orang yang merasa bodoh yang
akan terus memperbaiki kemampuannya.
Menjual Mimpi Bukan Produk
Amati produk-produk keluaran Apple.
Produk-produknya sangat simpel. Dan makin lama makin sederhana. Karena begitu
sederhana, konsumen sampai tak memikirkan cara mengoperasikannya (karena
gampangnya). Begitu iPad di tangan, misalnya, mereka segera membayangkan apa
yang akan dilakukannya. Dari sanalah lahir mimpi-mimpi penggunanya.
Ancaman Kematian
Steve Jobs mengakui bahwa ketika ia
berusia 17 tahun ia menemukan satu kutipan yang sangat berkesan mengenai
kematian. Jika setiap hari merupakan hari terakhirmu, apa yang akan dilakukan?
Setelah itu, setiap kali bercermin di pagi hari ia bertanya pada dirinya
sendiri. "Jika ini hari terakhir saya, apakah saya akan melakukan apa yang
saat ini saya lakukan?" Jika jawabannya tidak, ia akan mengubah sesuatu
agar yang dilakukannya jauh lebih bermakna.
Prinsip-prinsip Steve Jobs itu
sebenarnya sederhana dan bisa diterapkan oleh siapa saja. Prinsip yang sangat
manusiawi, menggambarkan etos kerja yang luar biasa, menyenangkan karena
berdasarkan kecintaan dan kesenangan. Namun tak gampang menerapkannya tanpa
dibarengi komitmen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar