Selasa, 27 Desember 2011

Gunung Tangkuban Perahu

Tangkuban Perahu memang sangat tersohor dan identik dengan Jawa Barat. Selain menjadi salah satu obyek wisata di Jawa Barat, gunung ini juga terkenal dengan legenda Sangkuriang.

Gunung Tangkuban Parahu atau Gunung Tangkuban Perahu adalah salah satu gunung yang terletak di perbatasan antara Kabupaten Bandung dan Kabupaten Subang, Propinsi Jawa Barat. Letaknya sekitar 20 km ke arah utara Kota Bandung. Tangkuban Perahu mempunyai ketinggian 2.084 meter dan bentuknya adalah tratovulcano dengan pusat erupsi yang berpindah dari timur ke barat. Jenis batuan yang dikeluarkan melalui letusan kebanyakan adalah lava dan sulfur, mineral yang dikeluarkan adalah sulfur belerang, mineral yang dikeluarkan saat gunung tidak aktif adalah uap belerang. Daerah Gunung Tangkuban Perahu dikelola oleh Perum Perhutanan. Gunung Tangkuban Perahu mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.

 
Gunung Tangkuban Perahu ini termasuk gunung api aktif yang statusnya diawasi terus oleh Direktorat Vulkanologi Indonesia. Beberapa kawahnya masih menunjukkan tanda-tanda keaktifan gunung. Diantara tanda gunung berapi ini adalah munculnya gas belerang dan sumber-sumber air panas di kaki gunung diantaranya adalah di kasawan Ciater, Subang.

Tiba di kaki Gunung Tangkuban Perahu hari sudah menjelang sore. Menurut perkiraan kami Tangkuban Perahu pasti sepi, maklum ini kan bukan hari libur. Ternyata kami salah besar! Dalam perjalanan menuju parkiran kami berpapasan dengan banyak kendaraan baik mobil maupun motor. Kondisi jalannya sendiri cukup bagus dan lebar meski di beberapa titik jalannya rusak dan berlobang.

 

Parkiran terletak di tepi timur kawah Tangkuban Perahu. Banyak mobil dan motor berjejer! Hampir saja kami tidak kebagian tempat parkir. Selain mobil dan motor, nampak kuda-kuda bersileweran di sekitar parkiran dan menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin berkeliling sambil naik kuda. Begitu turun dari mobil, aroma belerang kuat menusuk hidung. Aromanya bikin pusing dan mual. Tapi bila angin tidak bertiup ke arah kami, udara sejuk pegunungan terhirup bebas dan menyenangkan. Di dekat parkiran ada terlihat banyak pedagang dengan aneka barang jualan seperti miniatur angklung, strawberry, syal, topi, bibit tanaman, bubuk belerang hingga makanan dan minuman lainnya.

Di kawah Tangkuban Perahu terlihat sedikit air membentuk danau yang secara geologis dikenal dengan nama kaldera (kawah yang ada airnya). Ironisnya di dekat kaldera tersebut nampak asap yang merupakan reaksi dan tanda dari aktifnya Gunung Tangkuban Perahu. 


Hanya saja asap-asap dari kawah gunung ini jumlahnya tidak sebanyak dan segarang Gunung Papandayan.

 

Keberadaan Gunung Tangkuban Perahu serta bentuk topografi Bandung yang berupa cekungan dengan bukit dan gunung di setiap sisinya menguatkan teori keberadaan sebuah kawah besar yang kini merupakan kawasan Bandung. Para ahli geologi meyakini bahwa kawasan dataran tinggi Bandung, tingginya sekitar 709 m diatas permukaan laut merupakan sisa dari letusan gunung api purba yang dikenal sebagai Gunung Sunda dan Gunung Tangkuban Parahu merupakan sisa Gunung Sunda purba yang masih aktif. Fenomena seperti ini dapat dilihat pada Gunung Krakatau di Selat Sunda dan kawasan Ngorongoro di Tanzania, Afrika. Sehingga legenda Sangkuriang yang merupakan cerita masyarakat kawasan itu diyakini merupakan sebuah dokumentasi masyarakat kawasan Gunung sunda purba terhadap peristiwa pada saat itu.



Tidak ada komentar:



Pilih Bahasa

English French German Spain Italian Dutch
Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Pasang widget ini

Negara Pengunjung

free counters

Ruang Komunikasi

Jam

Yasir Santiago Blog. Diberdayakan oleh Blogger.

Lokasi Pengunjung

Followers

Tentang Saya

Foto saya
Pemalang, Jawa Tengah, Indonesia
Berawal dari banyaknya teman yang memakai blog sebagai media bertukar informasi dengan berbagai orang, Saya ikut tertarik untuk membuatnya, ALHASIL jadilah blog ini. hhhehehe. Bagi semua pembaca mohon dimaafkan dan dimaklumi jika blog ini masih banyak kesalahan dan kekurangannya, mengingat blog ini masih tergolong sangat baru, hehhe. Salam sukses !!!!

Pengunjung

Selasa, 27 Desember 2011

Gunung Tangkuban Perahu

Tangkuban Perahu memang sangat tersohor dan identik dengan Jawa Barat. Selain menjadi salah satu obyek wisata di Jawa Barat, gunung ini juga terkenal dengan legenda Sangkuriang.

Gunung Tangkuban Parahu atau Gunung Tangkuban Perahu adalah salah satu gunung yang terletak di perbatasan antara Kabupaten Bandung dan Kabupaten Subang, Propinsi Jawa Barat. Letaknya sekitar 20 km ke arah utara Kota Bandung. Tangkuban Perahu mempunyai ketinggian 2.084 meter dan bentuknya adalah tratovulcano dengan pusat erupsi yang berpindah dari timur ke barat. Jenis batuan yang dikeluarkan melalui letusan kebanyakan adalah lava dan sulfur, mineral yang dikeluarkan adalah sulfur belerang, mineral yang dikeluarkan saat gunung tidak aktif adalah uap belerang. Daerah Gunung Tangkuban Perahu dikelola oleh Perum Perhutanan. Gunung Tangkuban Perahu mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.

 
Gunung Tangkuban Perahu ini termasuk gunung api aktif yang statusnya diawasi terus oleh Direktorat Vulkanologi Indonesia. Beberapa kawahnya masih menunjukkan tanda-tanda keaktifan gunung. Diantara tanda gunung berapi ini adalah munculnya gas belerang dan sumber-sumber air panas di kaki gunung diantaranya adalah di kasawan Ciater, Subang.

Tiba di kaki Gunung Tangkuban Perahu hari sudah menjelang sore. Menurut perkiraan kami Tangkuban Perahu pasti sepi, maklum ini kan bukan hari libur. Ternyata kami salah besar! Dalam perjalanan menuju parkiran kami berpapasan dengan banyak kendaraan baik mobil maupun motor. Kondisi jalannya sendiri cukup bagus dan lebar meski di beberapa titik jalannya rusak dan berlobang.

 

Parkiran terletak di tepi timur kawah Tangkuban Perahu. Banyak mobil dan motor berjejer! Hampir saja kami tidak kebagian tempat parkir. Selain mobil dan motor, nampak kuda-kuda bersileweran di sekitar parkiran dan menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin berkeliling sambil naik kuda. Begitu turun dari mobil, aroma belerang kuat menusuk hidung. Aromanya bikin pusing dan mual. Tapi bila angin tidak bertiup ke arah kami, udara sejuk pegunungan terhirup bebas dan menyenangkan. Di dekat parkiran ada terlihat banyak pedagang dengan aneka barang jualan seperti miniatur angklung, strawberry, syal, topi, bibit tanaman, bubuk belerang hingga makanan dan minuman lainnya.

Di kawah Tangkuban Perahu terlihat sedikit air membentuk danau yang secara geologis dikenal dengan nama kaldera (kawah yang ada airnya). Ironisnya di dekat kaldera tersebut nampak asap yang merupakan reaksi dan tanda dari aktifnya Gunung Tangkuban Perahu. 


Hanya saja asap-asap dari kawah gunung ini jumlahnya tidak sebanyak dan segarang Gunung Papandayan.

 

Keberadaan Gunung Tangkuban Perahu serta bentuk topografi Bandung yang berupa cekungan dengan bukit dan gunung di setiap sisinya menguatkan teori keberadaan sebuah kawah besar yang kini merupakan kawasan Bandung. Para ahli geologi meyakini bahwa kawasan dataran tinggi Bandung, tingginya sekitar 709 m diatas permukaan laut merupakan sisa dari letusan gunung api purba yang dikenal sebagai Gunung Sunda dan Gunung Tangkuban Parahu merupakan sisa Gunung Sunda purba yang masih aktif. Fenomena seperti ini dapat dilihat pada Gunung Krakatau di Selat Sunda dan kawasan Ngorongoro di Tanzania, Afrika. Sehingga legenda Sangkuriang yang merupakan cerita masyarakat kawasan itu diyakini merupakan sebuah dokumentasi masyarakat kawasan Gunung sunda purba terhadap peristiwa pada saat itu.




 
Template Indonesia | Yasir Santiago Blog
Aku cinta Indonesia