Minggu, 02 Mei 2010

Cinta, Kasih Sayang, & Hawa Nafsu


Cinta, Kasih Sayang, & Hawa Nafsu
Langkahku berat, kuturuni tangga imarahku satu-persatu, kucoba melangkahkan kaki perlahan. Aku tak sakit, tapi aku tak mengerti kenapa begitu berat rasanya kakiku kuangkat, menelusuri imarah-imarah lusuh, menuju mahattah.

Ada sederetan beban yang menganjal di pikiranku, yang menguras seluruh kekuatanku. aku tak tahu kenapa tiba-tiba aku harus terjebak pada persoalan rumit yang tak pernah bisa kumengerti ujung pangkalnya.
Cinta, Kasih Sayang dan Hawa Nafsu. Ya.. persoalan inilah yang tiba-tiba datang menjanggal. Aku terkadang kesulitan untuk membedakan yang mana cinta, kasih sayang dah hawa nafsu. kadang ketiganya begitu jelas, kadang juga begitu buram. tolak ukurnya adalah nurani dan logika.

Ya Allah, Sungguh aku tak tau lagi kemana aku harus mengaduh selain pada-Mu ya Rabbi. Aku sadar, di setiap persoalan, aku selalu jauh dari-Mu, tak menghiraukan petunjuk dalam ayat-ayat suci-Mu.
Ya Allah, ini tentang seorang gadis, yang ingin aku cintai dan sayangi hanya karena-Mu. Namun, di setiap perasaanku padanya, aku jarang meminta saran pada-Mu, mendialogkan bagaimana perasaanku yang sesungguhnya. Aku ingin sekali menjadi hamba-Mu yang mencintainya tulus karena-Mu, namun, setiap kali aku mulai melangkah, aku selalu saja terjebak pada cinta empiris hamba, cinta yang tabu yang hanya bersumber dari hawa nafsu, yang membuatku kembali menarik langkah, tak ingin terjebak jauh, karena aku tau itu salah.

Ya Rabbi, jangan salahkan aku jika baru kali ini aku mengaduh pada-Mu. Jujur, aku sungguh merindukan saat=saat seperti ini, dimana aku bisa mengutarakan semua isi hatiku pada-Mu, tanpa segan, tanpa sekat pembatas.

Wahai Rab-ku, gadis itu adalah sahabatku, yang sudah aku anggap seperti adek sendiri. seorang sahabat yang telah mengajarkanku banyak hal, tentang cinta, tentang kasih sayang. aku pun ridho menjadi kakaknya, sekaligus sahabatnya yang akan setia mendengarkan setiap keluhannya, tentang orang-orang yang dekat dengannya, orang-orang yang menyayanginya. Aku rela ya rabbi.. sungguh.. meski terkadang aku pun harus mengorbankan perasaanku sendiri, terkadang cemburu terbawa nafsu.

Ya rab, dari awal aku sungguh sadar, aku sungguh menyayanginya. O ya... Taukah kau wahai Rab-ku, kalo dia memiliki seorang pujaan hati, aku yakin Engkau pasti tau, karena Engkau Maha Mengetahui segalanya. aku pun tau itu. Tapi sayang Rabbii.. dia tak pernah mau memberitahuku siapa pujaan hatinya yang sesungguhnya. yang aku tau, dia sangat menyayanginya. sebenarnya aku berharap, Engkaulah yang menjadi tambatan hatinya, namun aku salah, sungguh salah, bukan Engkau wahai Rab-ku.. bukan. pujaan hatinya adalah salah satu makluk ciptaanmu yang tercipta sempurna, namun sungguh jauh dari kesempurnaan, karena aku tau kesempurnaan hanya milik-Mu.

Wahai Rab-ku, sejak awal aku pun sudah tau siapa pujaan hatinya yang sebenarnya. di setiap tuturnya, dia selalu menyebut namanya, selalu memujanya meski aku sadar hanya Engkaulah yang pantas dipuja. Wahai Rab-ku, meski dia tak pernah mengatakan secara jujur kepadaku siapa pujaan hatinya, namun aku sangat mengenalnya. dia sudah berkali-kali mengatakannya, jelas sekali.. namun aku tak pernah mau mengakuinya. bukan karena aku tak ingin, tapi karena aku menunggu saat yang sungguh tepat, saat yang sungguh Engkau ridhoi..

wahai Rab-ku, aku sungguh menyayanginya, aku sungguh menganguminya. sungguh dia sosok yang tangguh. Namun, setiap kali aku ingin mengenal perasaan itu lebih jauh, aku selalu tertusuk malu, malu sekali pada-Mu wahai Rab-ku. ternyata perasaan itu bukan karena-Mu, tapi karena hawa nafsu semata. bahkan, setiap kali dia menyebut nama lain selain namaku, aku cemburu.. sungguh cemburu, meski aku tau itu tak wajar. karena aku sadar, aku hanya pantas cemburu pada hamba-hamba yang mencintai hanya karena-Mu.
Wahai Rab-ku, setiap kali perasaan cemburu itu datang, seribu pertanyaan pun kuhujamkan. dan jawabannya pun sama. cemburukah aku karena aku benar-benar sayang padanya hanya karena-Mu!!??, jawabannya tetap sama, "TIDAK". aku cemburu karena nafsu, cemburu seorang hamba pada hamba-Mu yang lain, bukan pada-Mu.

Inilah yang membuatku sungguh sedih hingga kini wahai Rab-ku, aku belum bisa benar-benar mencintainya tulus karena-Mu, aku hanya bisa mengharap anugerah cinta-Mu padaku. Aku sungguh malu pada-Mu. Ampunilah hamba-Mu ini..

Wahai Rab-ku, aku ingin benar-benar mencintainya tulus hanya karena-Mu. aku pun berharap sama padanya. aku pun mulai membangun kembali perasaan itu dari awal, dengan harapan mencari ridho-Mu, tanpa hawa nafsu, meski bagiku itu sungguh sulit. tapi aku yakin, suatu saat aku akan menemukan cinta itu di antara hamba-hamba-Mu, cinta yang benar-benar tulus hanya karena-Mu.

Dan aku yakin Engkau pun tau bagaimana harapanku padanya. aku berharap dia melakukan hal yang sama, mencintai hanya karena-Mu. Namun, aku salah. sungguh aku salah wahai Rab-ku. aku pikir dia akan setangguh Laila yang mendamba si Majnun. mencitai tanpa batas, tanpa putus asa dan bertahan pada cinta itu, meski segala derita dan perasaan harus dikorbankan hingga ajal memisahkan mereka. Sungguh aku khilaf.. cintanya pada pujaan hatinya bukan karena-Mu. Maafkan dia wahai Rab-ku, karena aku tau dia masih dalam proses menuju jalan itu, dia masih terlalu rapuh, sama dengan diriku.

Itulah sebabnya kenapa aku tak ingin terburu-buru mengambil keputusan, karena aku ingin membangun perasaan itu perlahan-lahan, mempertanyakan setiap tetes perasaanku padanya dan perasaannya padaku, sungguhkah ini hanya karena-Mu!!??, aku pun selalu mengujinya, menguji perasaannya terhadap sang pujaan hatinya dengan cara yang mungkin menurutnya salah. Engkau tau wahai Rab-ku, setiap kali ada orang yang dekat dengannya, dia selalu meminta saran padaku, dan aku pun tak segan memberikan masukan, masukan yang menurutnya aneh, gajebo ato apalah namanya. Aku selalu bilang, "terima saja, kalo memang kalian cocok", tapi inilah caraku yang mungkin tidak pernah dia pahami. Karena aku ingin benar-benar tau seberapa besar perasaannya pada pujaan hatinya. Aku ingin benar-benar tau, akankah ia bertahan dengan perasaan itu meski dia yakin cintanya tak berbalas. Karena aku ingin tau, tuluskah ia mencintai pujaan hatinya karena-Mu atau hanya karena hawa nafsu.

Wahai Rab-ku, taukah Engkau -dan aku yakin Engkau sungguh tau-, ternyata dia melarikan diri dari cinta yang sudah ia bangun, ia rela terluka, dengan menyerahkan perasaannya pada yang lain sebelum memulai dengan pujaan hatinya, hanya karena rasa kasihan. Inikah cinta yang kau ridhoi wahai Rab-ku, aku sungguh tak yakin.. bahkan ia pun putus asa dan berlari pada yang lain, tanpa pernah berani mempertanyakan cintanya pada sang pujaan hatinya.

Mungkin benar kata temannya tempo hari, pada sebuah acara ulang tahun. "Jangan terlalu baik sama orang, nanti kamu sakit hati sendiri". Ya, dia memang sungguh baik, baik sekali, pada siapa pun. Bahkan demi orang lain, dia rela terluka, meski aku pikir hal itu tak seharusnya terjadi. Dari dulu, aku sudah paham bagaimana karakternya, ia tak pernah bisa tegas pada perasaannya sendiri, ia bahkan rela mengorbankan perasaannya demi perasaan orang lain. Wahai Rab-ku, aku paham dia hanyalah seorang perempuan yang punya perasaan, yang tak pernah ingin menyakiti hati siapa pun, meski seharusnya dia juga harus tegas dalam mengambil sikap, ketika dia mengatakan "tidak", orang lain justru memahaminya "ya", dan dia pun akhirinya harus mengatakan "ya" juga, luluh tak kuat mempertahankan perasaannya.

Sungguh kasian dia wahai Rab-ku, aku tau dia tak ingin melakukan hal itu, dan aku pun sadar bahwa inilah akibat dari cinta yang tidak dibangun tulus hanya karena-Mu. Ia mudah goyah, meski aku juga sadar bahwa menjadi orang istiqomah itu sungguh sulit, tapi mungkin. O ya.. Engkau pasti tau bahwa dialah yang banyak mengajarkanku tentang apa itu istiqomah, tentang cinta yang dibangun hanya karena-Mu. Dulu, dia sering membacakanku buku-buku islami tentang cinta, cinta yang kau ridhoi. Aku senang sekali bisa banyak belajar darinya.

Wahai Rab-ku, aku juga masih ingat, beberapa bulan yang lalu ia bilang padaku, "Aku suka baca buku-buku tentang cinta islami, aku bahkan punya banyak koleksinya", tuturnya. "O ya k'.. kata-kata dalam buku itu banyak menyindirku, aku ingin jadi orang yang istiqomah, doain ya kak", itu yang kutangkap dari kata-katanya. Seingatku, waktu itu ia sedang menjalin hubungan dengan salah seorang temanku di sini. "Aku ingin jadi sahabat aja kak, biar hati ini bisa lega", itu yang kupahami dari kata-katanya.

Namun, wahai Rab-ku, aku sungguh bersyukur, mengenalnya mengajarkanku banyak hal. Aku ingin tetap menjadi sahabatnya yang menyayanginya dengan tulus tanpa batas, tanpa hawa nafsu. Sahabat yang bisa menuntunnya di jalan yang engkau ridhoi. Sahabat yang saling menyayangi karena Allah, karena bukankah Engkau sendiri menjanjikan surga buat mereka yang saling mencintai karena-Mu semata!!??. Karena bagiku, sahabat adalah teman sejati yang bisa mengajarkan kita banyak hal, termasuk tentang luasnya cinta kasih-Mu pada mahluk-Mu.

Mungkin aku yang salah, karena terlalu berharap pada cinta yang sempurna, cinta yang benar-benar terjalin hanya karena-Mu. Padahal aku tau bahwa kesempurnaan itu hanyalah milik-Mu. Aku sadar ia tak sempurna, tapi aku ingin ia menjadi sempurna karena-Mu, tentunya dengan jalan yang benar-benar Engkau ridhoi. Amiiin..

Surga Cinta


Surga Cinta

Adakah sebenarnya Surga itu. Kalau memang ada, seperti Agnes Monica katakan dalam Tanpa Kekasihkku, dimana letak surga itu.
Dimana letak surga itu, biar kugantikan tempatmu denganku
Adakah tanda surga itu, biar kutemukan untuk bersamamu

Surga ini dikaitkan dengan cinta. Apakah surga memang selalu berhubungan dengan cinta?. Lalu pakah memang ada Surga Cinta. Adanya di kehidupan ini atau sesudah kehidupan. Seperti apa rasanya. Seperti apa tanda-tanda surga cinta.
Apakah kehadiran surga cinta diiringi lantunan suara gending ladrang lokananta beraroma hembusan semilir angin sepoi menyentuh pori-pori kulit yang menggetarkan jiwa. Tergambar teduhnya langit dan sentuhan hanggat jemari mentari pagi dengan busana pelangi semburat jingga di ufuk fajar. Berguguran daun tanda takzim flora pada suasana alam akan kehadiran surga cinta.
Saya  menghirup nafas untuk mencoba mencari kesegaran untuk melapangkan rongga dada yang terasa sesak. Tapi kelapangan hati itu tidak juga teraih. Kembali saya hirup udara, kembangkan dada. Dalam sekali. Kuhela pelan-pelan. Ingin aku menjalarkan rasa kelapangan itu hingga ke ujung rambut dan hulu jemari kaki. Tak lapang juga dada ini. Mobil Toyota Inova yang saya tumpangi pun terasa sempit. Jalan sepanjang jalan menuju Bogor sudah berarak, sesak dan mengular oleh barisan mobil yang mencoba meninggalkan kesempitan Jakarta.
Langit pun tak bersahabat. Mendung gelap bergelayut menanti sapuan angin sore untuk meneteskan butiran basah air hujan membasuh luka bocah-bocah kecil pengamen di pinggir jalan. Tapi rasanya air hujan itu tak akan mampu membasahi hatiku. Saya justru ingin angin sore itu berhembus dalam hatiku. Menggandeng awan untuk menari hingga berpeluh mesra meneteskan cinta dan kasih sayang. Membahasi bumi di dasar lubuk hati yang paling dalam dengan kesabaran, pengertian dan pemahaman. Bahwa ada cinta di setiap tutur katanya. Ada sayang disetiap gestur dan gerak tubuhnya. Ada hati pada tiap perhatiannya pada diriku ini.
Ah, cinta. Saya menghela nafas lagi. Kali ini agak hilang kelembutan hembusan nafasku. Saya kembali berusaha menata kembali huruf yang ada di pikiranku. Membariskan huruf vokal dan konsunan menjadi kata. Bukan sekedar kata, tapi kata yang punya makna. Kucoba merangkai kata itu menjadi kalimat tapi tak sampai paragraf. Saya hanya bisa menyusun kalimat pendek. Teramat pendek malah. Maafkan aku, sayang! Aku mencintaimu lebih dari yang engkau tahu !
Yah, hanya kalimat itu. Saya harus mencoba dan mencoba lagi untuk membariskan kata itu. Kata yang kucoba pahatkan mengiringi ucapan dan tindakan yang telah saya sampaikan dengan seindahkan kepadanya. Karena saya memimpikan keindahan itu. Cinta yang dipersembahkan kepada Cinta dengan keindahan untuk mendapatkan keindahan cinta. Dalam bahasa langit dikatakan sebagai surga cinta. Yah, surga cinta.
Saya mencoba meraihnya dengan daya cinta dan sayang. Malah saya mencoba membangun surga cinta yang kudambakan itu.
Berasaskan landasan cinta bertiang sayang dengan dinding pengertian dan beratapkan perhatian. Berlantai kesabaran, berpintu keterbukaan, berjendela kepercayaan dan berlubang angin kelembutan. Menerangi tiap ruang dengan lampu canda tawa beraroma warna pelangi. Mengitari pekarangan dengan kemesraan dan tumbuhan hias kemanjaan dengan pagar berlapis rasa saling membutuhkan. Saya mencoba merawatnya dan menjaganya dari panasnya mentari kecemburuan, dinginnya kebekuan egoisme dan buruknya cuaca kecurigaan.
Tapi rasanya itu belum cukup. Sepertinya saya harus terus menjaga surga cinta itu. Memperindahnya dan memperkokohnya.
Saya menarik nafas lagi. Mataku tertuju ke depan mobil yang terus berjalan menerobos lebatnya hujan yang tanpa sadar telah membanjiri jalan tol ke arah Bogor. Kabut putih tebal menyergap dan menyelimut jalanan hingga membatasi jarak pandang mengaburkan nuansa surga cinta yang tercitra di hadapanku. Kuraih tombol tape dan kuputar DVD yang menghantarkan bait-bait terakhir tembang Surga Cinta dari Ada Band. Sayup pelan menghilang, bergantikan tembang
Karena Wanita Ingin Dimengerti.
Karena wanita ingin dimengerti, lewat tutur lembut dan laku agung
Karena wanita ingin dimengerti, manjakan dia dengan kasih sayang


Ah, pria juga ingin dimengerti. Saya menarik nafas dengan lembut. Surga cinta dapat dimiliki.

Patah Hati

Patah Hati

Latar belakang penulisan:
Akhir-akhir ini sering baca buletin tentang patah hati dari temen-temen, belakangan ini banyak yang putus, sang penulis secara pribadi di jadikan tempat berbagi air mati bagi yang patah hati, show out FS temen yang aneh-aneh gara-gara patah hati, cowo sombong yang kebetulan di lewati sang penulis pas mau ke toilet pada jam kuliah Ekonomi Menejerial dan dia lagi ngobrol (sama temen-temennya dengan keras) gimana kesel sama cewenya yang di putusin (red: beneran gak banget deh tuh cowo), cewe cantik kayak model yang di putusin tunangannya dan sekarang berubah jadi cewe dugem, berbagi pengalaman pribadi sang penulis yah..siapa tau aja berguna bagi nusa dan bangsa.
Definisi patah hati menurut sang penulis:
Taukah kamu akan definisi patah hati yang sesungguhnya?
Setelah saya amati dan telaah dari beberapa buku, lagu, dan bible, ternyata yang namanya patah hati tuh bukan hanya putus cinta aja, tapi definisinya seperti putus harapan atau tidak tergapainya tujuan atau impian, yah sederhananya kenyataan tak seindah harapanlah dan akhirnya menimbulkan kecewa atau luka. Seperti contohnya seorang ibu patah hati ketika mendapati anaknya menggunakan drugs. Tapi kali ini saya akan bahas tentang patah hatinya orang yang putus cinta, yah cinta anak muda dan cinta orang dewasa yang mencoba menjalin keseriusan dalam hubungan romantisme, halahhh…

Sekilas cerita:
Aku memahami perasaan sahabatku si A, karena aku dulu pernah berada disana. Air mata itu mengalir, kata-katanya tertatih-tatih dan setiap aku coba tanya dirinya dimana pemicunya dan ia gak ngerti gimana menjawabnya. Satu hal yang aku sadar logika harus bisa berjalan besamaan secara seimbang dengan perasaan, sebagai seorang wanita tentulah sulit di masa-masa sulit tidak terbawa perasaan. Setahun yang lalu aku merasa hal yang sama, dunia-ku runtuh karena patah hatiku bukan hanya dari kasus putus cinta tapi banyak hal dalam duniaku. Tanpa bantuan Tuhan mungkin aku gak bisa melewati semuanya itu. Gak banyak orang yang tau apa yang sebenarnya padaku saat itu bahkan sahabat terdekat di kampus sekalipun tidak, yang mereka tau seorang mandie sebelum natal 2007 kacau banget, tugas kampusnya berantakan, penampilan juga berantakan. Semua harapan indah itu menemukan ujung luka batin dan hilangnya rasa percaya diri saya. Sahabat saya sampe bilang “mand, lo kenapa sih? Koq lo gak pede gitu, koq lo bukan kayak yang mandie yang gw kenal sih?”
Seorang mandie yang ceria, konyol, percaya diri dan aktiv berubah total menjadi mandie yang sangat melankolis dan dramatish itu semua hanya karena perkataan dan perlakuan terakhirnya.
Tapi di tengah-tengah retaknya semua bagian hati dan hidupku saat itu Tuhan memulihkanku pelan-pelan dan Dia sangat tau apa yang seorang mandie butuhkan saat itu; ada kakak Uli yang tiap hari kasih semangat dan telefon terus tentang keadaanku di sela-sela kesibukannya, ada temen-temen di ym juga yang kasih semangat, Novi yang bela-belain datang ke kosanku saat skripsi dan memberi semangat lewat lagu kesukaannya, Andrew yang mau jitak mandie (jitakan import dari US ke Indo, bisa apa??) kalau sekali lagi mandie melakukan hal-hal tolol, Daniel yang ingetin sama FT dan seorang konselor yang baik, Anjie dan Yunita yang tumpang tangan dan berdoa bersama. Dan suatu kehormatan besar di tengah proses awal pemulihanku Tuhan memberiku tempat untuk melayani-Nya.
Penyebab luka dalam percintaan:
Luka dalam hubungan itu bisa macam-macam penyebabnya. Ada perlakuan atau perkataan kasar dari si pembuat luka, atau ada karena celah dosa, atau ada karena pihak ke tiga (bisa wil/pil atau keluarga si pembuat luka), atau terlalu mencintai pasangannya melebihi cintanya terhadap Allah.
Kisah lukaku yang dulu:
Aku merasa minder setiap kali melihat wanita lain yang aku jumpai di manapun itu entah itu di kampus, di gereja, di jalanan, pokoknya waktu itu aku merasa rupaku paling buruk, apapun yang aku lakukan untuk berusaha membuat diriku tampak lebih baik seperti berdandan atau belajar keras atau menjadi lebih rohani membuatku merasa tidak membawa hasil apa-apa, aku merasa diriku paling kecil seakan duniaku menciut dan kisahku sudah hilang. Dan semua usahaku bagaikan topeng nyatanya.

Bagaimana Cara Menyembuhkannya : 

Putus cinta memang jadi satu
resiko yang selalu ada bagi tiap orang yang berani bermain cinta. Namun putus
cinta bukan menjadi alasan bagi Anda untuk terus terpuruk dalam kesedihan. Agar
Anda terus "survive", berikut ada beberapa tips untuk mengobati sakit
hati Anda.

1. Yakinkan diri Anda bahwa si
mantan bukan orang satu-satunya orang yang bisa membahagiakan Anda. Masih
banyak orang lain yang lebih cocok tanpa harus menyakiti Anda seperti dia.

2. Beri ''napas'' untuk diri sendiri.
Hari ini berikan dispensasi untuk menangis jika ingin menangis, mengunci diri
di kamar tanpa menyisir rambut, melakukan hal yang ingin Anda lakukan. Tapi
ingat, batasi maksimal 24 jam saja.

3. Melupakan diet untuk sementara
dapat dimaafkan. Memakan coklat lezat favorit Anda, dapat menjadi semacam
vaksin. Setiap gigitan coklat Anda memberikan phenylethylamine, semacam zat
kimia yang keluar saat Anda jatuh cinta.

4. Ucapkan mantera sakti Anda
setiap pagi setelah bangun tidur. Kalimat seperti, "Saya tak butuh pria
macam dia" atau "He''s not worth for me to love", ini adalah
terapi diri yang manjur.

5. Get the new fresher look!
Pergilah ke salon, mengganti model atau warna rambut dan membuat penampilan
Anda lebih segar. Tak akan ada yang menyangka Anda sebagai si gadis patah hati.

6. Singkirkan semua barang yang
berkaitan dengannya. Mulai dari foto, surat
cinta, shaver dia yang ketinggalan, sampai dengan teddy bear bertulisan I Love
U pemberiannya.

7. Hang-out dengan teman-teman
Anda. Sudah lama tidak ber-ladies-nite-out? Kini Anda bebas kembali tanpa ada
kewajiban lapor atau dilarang pergi.

8. Some exercise will help.
Menurut physical trainer Amerika, Kathy Kaehler, gerakan senam dapat merangsang
hormone yang bisa membuat Anda merasa nyaman. Selaraskan gerakan senam dengan
lagu-lagu yang membangkitkan semangat seperti "Independent woman"
yang dinyanyikan oleh Destiny''s Child atau "I will survive"-nya
Gloria Gaynor.

9. Kenakan baju bernuansa hijau.
Menurut teori terapi warna, hijau selalu
diasosiasikan dengan hati, dengan memakai pakaian hijau perasaan Anda
akan mendapat energi yang diperlukan.

10. Sounds cliché, but it works!
Tanamkan di kepala Anda, soulmate Anda yang sesungguhnya dan lebih baik dari
dia telah menanti di luar sana.

Komitmen Cinta


Komitmen Cinta
“Maka dalam hidupnya seorang lelaki harus bertanggung jawab terhadap apa yang telah dia tanamkan dalam hati, pikiran dan jiwa seorang wanita. Dia harus bertanggung jawab atas terikatnya hati seorang wanita kepadanya, dia harus bertanggung jawab atas merananya seorang wanita. Padahal wanita hanya punya 1 saja cinta kepada makhluk Alloh, lalu jika seorang lelaki bermulut manis, membual, merayu member angan-angan yang tinggi kepada seorang wanita, lalu bagi sang lelaki semuanya seperti permainan dan berlalu begitu saja. Seorang lelaki pergi dari hidup seorang wanita dan hanya bilang MAAF, Apakah seorang lelaki tidak berfikir bagaimana seorang wanita bias melanjutkan hidupnya? Jika cintanya telah dia tebus dengan BUALAN KOSONG? Lalu pernahkah para lelaki itu berfikir akan perbuatan mereka itu?
member janji seenaknya, lalu pergi tanpa beban….
ehm….Sungguh perkara yang sulit ku mengerti...”
Begitulah is isms yang panjang dari seorang teman, yang mungkin dia mengirimkan padaku dalam rangka curhat. Dan dari sms itu kudapatkan suatu pembelajaran baru bahwa sebagai seorang lelaki jangan terlalu mudah berkata cinta kepada seorang wanita jikalau tak yakin akan sampai di pelaminan bersamanya. Dan para lelaki jangan bangga dengan banyaknya mantan pacar, karena ketika memutuskan pacarmu maka kau telah tinggalkan perih di hati wanita itu yang butuh waktu lama baru bisa terobati. Akan hal ini saya teringat salah satu tulisan ustadz Anis Matta yang kurang lebih seperti ini “ Lupakan cinta yang tak berujung pada bersatunya jiwa, karena hal itu hanya akan membuat hati merana.”

Ketika ada seorang lelaki berkata kepada seorang wanita “aku cinta padamu…” dan sang wanita menimpali “ ah...gombal...” boleh jadi benar apa yang dikatakan sang wanita, dan kemudian sang lelaki berkata lagi “ sungguh pernytaanku tulus dari dalam hati” nah biasanya kalau sudah begini sang wanita akan tersanjung dan tersipu malu, namun pernyataan sang lelaki tadi walaupun berhasil membuat sang wanita tesipu malu, pernyataan itu adalah pernyataan cinta yang semu, mengapa semu? Karena mereka berdua tidak dalam ikatan pernikahan, mereka berdua saling mengungkapkan cinta pada saat yang belum tepat dan pada orang yang belum halal baginya.

Lain halnya cerita salah satu sahabat baik saya berikut ini : sahabat saya (lelaki) setelah menikahi wanita pujaan hatinya, dia bercerita pada saya –yang entah dia sedang mengompori, memotivasi atau hanya berbagi pengalaman- suatu ketika dia berkata kepada istrinya “dik, kamu cantik dech, aku makin cinta sama kamu” sembari tersipu malu sang istri menjawab “mas ini...gombal ah...” lalu sahabat saya ini berkata lagi “ ya kan emang butuh gombal (kain bekas) biar bisa ku gosok cintamu agar lebih mengkilap”, entah setelah itu tak tahu bagaimana reaksi sang istri, karena sebelum kuutarakan pertanyaan itu sahabatku ini keburu dipanggil atasannya.Ehm...romantisme dua sejoli yang saling mengekspresikan cinta mereka dalam ikatan suci pernikahan, sang suami memuji, sang istri mempertanyakannya kembali bukan karena suatu keraguan tetapi berharap penegasan akan pujian dari sang suami.

Dari dua kisah diatas bisa kita tarik suatu kesimpulan bahwa jangan coba mengatakan cinta ketika tak yakin akan bersamanya dalam ikatan pernikahan, karena dalam ikatan pernikahan itulah cinta akan terasa indah dan datangkan barokah,InsyaAlloh.


Mutiara Cinta
senyum ceria maka itulah cinta……
saat kau mengenal cinta dan air mata bersamanya, baik air mata syukur saat bahagia menyapa ataupun air mata sabar saat duka melanda, maka itulah cinta
namun saat kau mengenal cinta dan derita ada dibelakangnya maka hati-hati dan tanyakan kembali apakah itu cinta atau hanya nafsu syahwat belaka

Ketika Cinta Menjauh

Ketika Cinta Memaksaku Menjauh
terkadang cinta terlalu sulit untuk dipahami…
terlalu rumit untuk dimengerti…
seperti datangnya yang tak terduga…
begitupun dengan kepergiannya…
aku tak pernah menyesali akhirnya…
seperti aku tak pernah menolak awalnya…
meski kepergiannya akan menyisakan perih…
sebab jika jiwa telah tergadai…
maka tunai meski aku bayar…
jangan katakan aku menyerah…
meski dengan ketakberdayaanku…
tapi aku masih menyimpan indah cerita…
meski segalanya telah larai oleh pawana…
maaf jika aku memberimu sakit…
sebab aku tak bisa lagi memberimu bahagia…
terlalu indah kenangan itu untuk aku tinggalkan…
tapi akan semakin sakit jika aku masih disini…
jika aku menjauh bukan karena aku benci…
jika engkau kehilangan maka seperti itu pulalah diriku…
jika engkau mengutukku maka ikhlasku rela untuknya…
maaf aku tak setegar yang kau kira…
bahkan aku terlalu lemah untukmu…
aku akan selalu disini memandangmu dari kejauhan…
seperti cinta ia tak pernah mati…
tapi juga tidak mesti bersatu…
keadaan dan kenyataan telah menghakimiku…
aku tertuduh tanpa pembelaan…
mereka merenggut paksa bahagiaku…
ah… segalanya terlalu rumit…
aku tidak akan mencari pembenaran…
meski kiamat telah mereka berikan…
aku tak bisa lagi berpikir selain memberinya pasrah…
sebab inilah saat cinta membawaku pergi…
seperti pagi akan aku temui tanpa kehadiranmu…
dan malam akan aku lalui tanpa kemesraanmu…
maafkan aku bidadari kecilku…
inilah saat…
ketika cinta memaksaku untuk menjauh…
maafkan aku dengan segala ketidakberdayaanku…

Jalan Cinta


Jalan Cinta By Khalil Gibran
Untuk anak-anakku,
Yang sedang bertanya-tanya
Tentang masa depan yang tersembunyi dan terbayang begitu jauh
Berharap-harap tentang hidup yang sedang dan akan dihadapinya
Anak-anakku,
yang sedang mencari keyakinan jiwa
Terhadap jiwa lain yang menjadi pasangan jiwanya
Anak-anakku,
Yang sedang gelisah
Menjalani hidup yang penuh ketidakpastian
Dan godaan-godaan yang memberatkan
Anak-anakku,
Yang semakin dewasa
Dan penuh dengan beban tanggungjawab kehidupan
Aku berdoa untuk kalian
Ya Allah,
Karuniakanlah kebajikan dan keteguhan hati kepada mereka
Jiwa-jiwa yang sedang tumbuh dewasa
Bersihkanlah jiwa mereka
Masukkanlah mereka dalam lindunganMu dan pemeliharaanMu
Anakku,
Pada mulanya engkau dan dia bertemu dalam ketidaksengajaan
Karena sejak mulanya adalah engkau dan dia dipertemukan
Oleh Tangan Gaib yang mengatur kehidupan
Dan sejak engkau bertemu lelaki bermata kuat
Dengan tatapannya yang tajam
Ada yang tersentak dari dalam dadamu
Engkau sering menyendiri duduk dalam gelap
bersenandung nyanyian kasmaran
Dan tersenyum entah untuk siapa
Nampaknya engkau tengah mabuk kepayang
memahat langit dengan angan-angan
mengukir malam dengan bayang-bayang
Jangan hanya diam engkau simpan dalam duduk termenung
Malam yang engkau sapa lewat tanpa jawab
Bersikaplah jujur dan terbuka
Tumpahkanlah perasaan yang sarat dengan cinta yang panas bergelora
Barangkali takdir tengah bicara
Telah datang seorang lelaki diperuntukkan buatmu
Dan pandangan matanya memang khusus buatmu
Mengapa engkau harus sembunyi dari kenyataan
Cinta kasih sejati kadang datang tak terduga
Bergegaslah bangun dari mimpi
Atau engkau akan kehilangan keindahan yang tengah engkau genggam
Anggap saja takdir tengah bicara
Ia datang dari langit buatmu dan pandangan matanya khusus buatmu
Engkau akan segera menyadari
Keadaannya tidaklah jauh berbeda
Takdir tengah bicara kepadanya
Ada yang tersentak dari dalam dadanya
Sejak ia bertemu denganmu gadis bermata lembut
Dan tatapanmu yang sejuk
Ia mengasingkan diri dari keriuhan
Merenungi keajaiban ruhaniah yang menggetarkan jiwanya
Bermalam-malam lewat tanpa jawab
Berharap-harap ia bertemu lagi denganmu
Menyusun angan-angan duduk berdua di bawah pohon cemara
Dan bercerita tentang sepasang burung yang bercumbu di atas dahan
Ia menyematkan kembang di rambut telinga kananmu
Lalu waktu yang engkau dan dia bayangkan pun tiba
Engkau bertemu dengannya berdiri di dekat duduknya
Tetapi ia hanya duduk terdiam
Engkaupun hanya berdiri terpaku berharap-harap
Ia berdiri mendekat ke hadapanmu dan menyapamu
Angin dan daunan dan waktu bercanda menunggu
Tetapi engkau dan dia tidak beranjak menyambut suara alam
Yang mengabarkan harapanmu terhadapnya
Dan mengabarkan hasratnya terhadapmu
Keraguanlah yang menyelimuti langkahmu
Engkau ragu keliru memahami pandangan matanya
Ketakutanlah yang menyelubungi langkahnya
Ia takut menemui kenyataanmu yang berbeda
Waktu berlalu dan engkau dan dia berlalu
Sejak ia berlalu dari hadapanmu
Sepi menggelayut di dalam dadamu dan rindu bayang-bayangnya
Sejak engkau berlalu dari hadapannya
Di dadanya bergelayut sepi dan rindu bayang-bayangmu
Engkau dan dia memang tidak seperti kanak-kanak lagi
Kanak-kanak tidak pandai berdusta apalagi terhadap perasaan di dada
Kanak-kanak yang begitu jujur tentang apa yang disukainya atau
dibencinya
Dan disampaikannya dengan tanpa beban
Sedang engkau menyembunyikan darinya
Perasaanmu yang bergelora
Dan dia menyembunyikan darimu
Hasratnya yang membara
Kedua-duanya bersembunyi dibalik harga diri
Mengapa engkau dan dia tidak bersegera mengikuti panggilan jiwa
Yang disatukan Tangan Gaib dalam cinta
Anugerah yang mengejawantah dalam dirimu dan dirinya
Pabila cinta telah memanggilmu ikutilah jalannya
Meski dibalik sayapnya yang anggun
Tersimpan pedang tajam melukaimu
Yakinlah anugerah gaibNya akan membimbing engkau dan dia
Dalam perjalanan yang menggembirakan betapa pun jauhnya
Apabila anugerah cinta telah melingkupi jiwamu dan jiwanya
Maka atas kehendakNya engkau dan dia akan dipertemukan
Betapapun engkau tidak menginginkan
Atau dia tidak menghendaki
Apabila hanya hasrat dan gelora nafsu yang melingkupi jiwamu dan
jiwanya
Maka atas kehendakNya engkau dan dia akan dipisahkan
Betapapun engkau ingin menemukannya
Atau dia ingin menemukanmu
Sesungguhnya atas kehendakNyalah engkau dan dia dipertemukan atau
dipisahkan
Nampaknya kegelisahanmu dan hasratnya
Hendak dipertemukan olehNya dalam cinta
Sehingga waktu membuatmu sering berhadapan dengannya
Dan ruang sering menempatkannya di dekatmu
Lalu engkau dan dia menjadi lebih mudah berbicara
Dan mendekatkan jiwamu dengan jiwanya
Sampai tiba waktu yang engkau dan dia tunggu
Benih yang dianugerahkan untukmu dan untuknya
Telah mulai bersemi dan tumbuh sebagai pohon cinta dengan cepatnya
Kalian menjadi sepasang kekasih yang saling mengikat janji setia
Sepasang kekasih saling menumpahkan perasaan
Mengikat waktu dengan memadu rindu
Saling bercerita tentang kegembiraan
Saling bercerita tentang kesedihan
Saling membagi tentang harapan dan beban
Memupuk pohon cinta dengan terbuka
Kepercayaan dan keikhlasan tentang hidup yang nampak atau tersembunyi
Memberikan dengan segala kerelaan kesempatan dan dukungan
Meminta dengan lembut pembelaan dan perlindungan
Memberikan pengertian dengan sepenuh hati dan pikiran
Sepasang kekasih saling menjaga dan memelihara
Karena ada kalanya di tengah waktu
Datang masa-masa yang mengganggu dan membingungkan
Menjadi masalah dan kemarahan
Lalu seperti kanak-kanak kalian saling membenci
Tentang keadaannya yang tidak engkau inginkan
Tentang keadaanmu yang tidak dia inginkan
Lalu seperti kanak-kanak kalian saling berdiam
Tentang ketidakmengertiannya terhadap keinginanmu
Tentang ketidakmengertianmu terhadap keinginannya
Anugerah cinta, harapan dan kedewasaan yang membimbing kalian
Membawamu kembali mendekat kepadanya
Membawanya kembali mendekat kepadamu
Lalu kalian saling bercerita
Tentang pemeliharaan dan penjagaan sepasang kekasih
Lalu kalian saling mengingatkan tentang pohon cinta yang kalian
ikrarkan
Di sepanjang perjalanan selalu datang kabut
Mengaburkan pandangan dan menghalangi tujuan hidup
Kekuatanmu dan kekuatannya dan anugerah cinta yang dapat
membersihkannya
Maka hanya kepadaNya berlindung dan berserah diri
Sepasang kekasih memohon penjagaan dan pemeliharaan
Sepasang kekasih memohon limpahan kasih sayang
Pohon cinta tumbuh subur dan semakin dewasa
Akarnya semakin kuat dan pokoknya semakin kokoh
Daunnya semakin rimbun meneduhi
Pohon dewasa yang siap berbunga dan berbuah
Dalam jiwamu mulai tumbuh perasaan-perasaan baru
Tentang tujuan dan harapan pohon cinta
Akankah ini berbunga dan berbuah dengan lebatnya
Engkau menjadi putik benih bagi hidup baru
Dan dia menjadi sari menghidupkan benih
Dalam jiwanya mulai tumbuh gagasan-gagasan baru
Tentang kedewasaan pohon cinta dan tujuan dan harapannya
Akankah ini berbunga dan berbuah dengan lebatnya
Akankah dia menikmatinya bermusim-musim
Malam-malam berlalu tanpa jawab
Kegelisahanmu dan kegundahannya dipertemukan dalam diam
Engkau tidak tahu bagaimana memulai kata ungkapan tentang perasaanmu
yang baru
Dia tidak tahu bagaimana menceritakan gagasannya yang baru
Kedewasaanmu dan kedewasaannya mendapat ujian
Menghadapi kenyataan dengan terbuka dan jujur
Bermalam-malam berlalu dengan doa
Engkau dan dia berdoa
Ya Allah,
Bersihkanlah diriku, jernihkanlah pikiranku, beningkanlah hatiku
Tunjukkanlah kepadaku keyakinan yang benar
Pilihkanlah bagiku asal yang baik dan akhir yang baik
Sampai tiba waktunya
Engkau dan dia dikuatkan
Saling membuka dan bercerita tentang hal yang sama
Dan kalian saling tertawa tentang kekakuan beberapa masa sebelumnya
Kalian saling memantapkan harapan dan tujuan
Kalian saling mengingatkan tanggungjawab dan kenyataan hidup
Kalian saling setuju hidup bersekutu
Maka atas KehendakNYa kalian dipersatukan
Atas NamaNya kalian menjadi Suami Istri dengan kasih sayang
Berjanji saling menjaga dan mengingatkan tentang kebaikan
Saling melindungi dan mendukung dalam kehidupan
Dan hidup menjadi lebih nyata dan membahagiakan
Begitulah kalian menjalani hidup bersekutu
Bulan-bulan berlimpah kegembiraan dan kesenangan
Memadu kasih dengan bahagia tanpa kesedihan dan kegelisahan
Seolah-olah hanya kalian berdua yang ada di dunia
Lalu waktu berjalan semakin panjang
Dan hidup menjadi semakin nyata
Keriuhan dan gejolak hidup menampakkan wujudnya
Engkau mengandung anakmu yang pertama
Lalu seperti mendapat jiwa lain bersemayam dalam tubuhmu
Engkau dan dia merasakan ikatan yang batin
Suamimu bergembira dan menjadi semakin dewasa
Sembilan bulan engkau menjaga anak dalam kandunganmu
Dengan susah payah yang bertumpuk
Ada kalanya engkau menyimpan marah dan kesal
Ada kalanya engkau begitu gembira dan bahagia
Penuh syukur dan doa kepadaNya
Ketika tiba saatnya
Beban kandungan semakin memuncak
Punggungmu semakin berat dan payah
Pinggangmu semakin pegal dan sulit bernapas
Anakmu mengabarkan waktunya semakin dekat
Dan engkau melahirkannya dengan kesulitan dan berat
Antara rasa hidup dan mati yang menyakitkan
Suamimu menjagamu dan menguatkanmu
Ketika suara tangis bayi terdengar
Manusia baru telah lahir di tengah-tengah keluargamu
Dan engkau merasakan kebahagiaan yang tinggi
Memeluk bayi basah begitu merah
Jiwamu penuh dengannya dan jiwanya mengenalimu sebagai ibunya
Udara seperti penuh malaikat-malaikat suci
Menyambut dengan doa kehadiran anakmu
Membisikkan kepadamu harapan-harapan dan janji dari Tuhan
Hidupmu menjadi begitu berharga dan mulia
Dan mendapat tempat istimewa di surgaNya
Engkau menjadi ibu
Suamimu menjadi bapak
Engkaupun mengasuh dan memeliharanya
Dengan kasih sayang yang berlimpah
Jiwamu terikat dengan jiwanya
Air susu yang engkau minumkan kepadanya
Menjadi air jiwa bagi anakmu
Dan kebahagiaannya meminum air susumu
Menjadi tali yang tidak pernah putus bagimu
Kemanapun engkau bepergian
Yang ada dalam hati dan pikiranmu hanyalah wajah mungilnya
Maka bila tiba waktu pulang
Engkau bergegas dan cepat-cepat hendak sampai rumah
Di halaman engkau dengar tangisnya
Ia mencium aroma tubuhmu lewat angin
Hatimu tersayat-sayat penuh dengan rasa rindu bergumpal-gumpal di
dadamu
Air susumu menetes karenanya
Tidak sabar engkau angkat dan engkau cium wajahnya
Disambutnya engkau dengan senyum dari mulut mungil
Dan mata lucu yang merasa aman pelindungnya telah datang
Diusap-usapnya dengan kedua tangan mungil kulit wajahmu yang lekat di
wajahnya
Seolah-olah dapat dipastikan olehnya halus kulit wajahmu
Matanya semakin berbinar
Mendapati air susumu yang segar dan menyehatkan
Dan hatimu semakin bersinar
Kebahagiaan yang bertumpuk di atas kebahagiaan
Engkau lupakan semua lelah dan payah yang engkau jalani
Menungguinya bermalam-malam tanpa tidur
Ketika merengek ia basah oleh ompol atau kotoran
Ketika menangis ia tengah malam haus atau lapar
Waktu terus berjalan
Engkau melihat anakmu tumbuh berkembang
Belajar berguling dan menengkurapkan tubuhnya
Belajar merangkak dan berjalan
Dan mengucapkan kata-katanya yang pertama
Engkau mengajarinya memanggilmu ibu
Dan memanggil suamimu bapak
Engkau mengajarinya tentang alam
Api itu panas es itu dingin
Obat itu menyembuhkan racun itu mematikan
Engkau mengajarinya makan dan memakai baju
Menyisirkan rambutnya
Sambil bersenandung lagu kesukaannya
Dan menggumam betapa eloknya anakmu
Kesukaanmu kepadanya bertambah-tambah
Ikatanmu terhadapnya semakin kuatnya
Sedikit saja ia luka terjatuh atau tersayat pisau
Engkau begitu khawatirnya
Seolah-olah darah yang tumpah itu adalah darahmu sendiri
Dan kulitmulah yang tersayat atau luka
Begitu sayangnya engkau kepadanya
Sehingga yang engkau ucapkan adalah rasa marah
Yang lalu rasa sedihmu sebab telah memarahinya
Membuatmu menggendongnya dan mengusap lembut lukanya
Dengan obat yang paling lunak tetapi menyembuhkan
Engkau melihat anakmu tumbuh semakin dewasa
Dan menghadapi hidup dengan jalannya sendiri
Engkau semakin kesulitan menghadapinya
Seolah-olah ia tidak dapat mengerti keinginanmu
Dan engkau tidak lagi mengerti keinginannya
Ia hidup dengan teman-temannya sendiri
Berbicara sedikit denganmu dan dengan suamimu
Ia seolah-olah semakin jauh
Engkau bimbang dan gagap menghadapi dunianya yang berubah
Rasa cintamu kepadanya begitu ingin
Mengikatnya dalam rengkuhanmu
Mengamankannya dalam dekapanmu
Menggendong dan mengelus wajahnya seperti ketika ia kecil
Sedang gagasanmu tentang tantangan hidupnya begitu ingin
Membebaskannya melakukan pencarian
Mendukungnya tumbuh dan belajar menghadapi masa depannya
Melepaskannya untuk hidup dalam masanya
Sampai tiba waktunya ia benar-benar menjadi dewasa
Dan memahami duniamu dengan lebih leluasa
Dan engkau memahami dunianya dengan lebih lega
Percaya dan ikhlas tentangnya
Yakin karena engkau telah membimbingnya dengan benar
Maka engkau berdoa untuk anakmu setiap malam dalam sujud
Ya, Allah,
Tunjukkanlah kepada anakku jalan yang benar
Dekatkanlah ia kepada jalanMu
Bimbinglah ia, jagalah ia, lindungilah ia
Berikanlah kepadanya keteguhan dan keyakinan yang kuat
Tabahkanlah ia menghadapi hidup
Dan sabarkanlah kami dan bimbinglah kami orang tuanya
Ya Allah,
Kami berserah diri kepadaMu
Tiba waktu bagi anakmu menemukan kekasihnya
Seperti engkau ketika muda
Engkau begitu ingin melihat kekasihnya
Dililit rasa cemburu karena perhatiannya kepadamu
Tidak lagi seperti dahulu
Ia lebih banyak bersama kekasihnya daripada bersamamu
Dan ketika bersamamu
Ia lebih banyak bercerita tentang kekasihnya daripada tentangmu
Engkau merasa akan tiba waktunya
Dan ketika anakmu menikahi kekasihnya
Waktu pun tiba
Engkau berpisah dengannya
Anakmu menjalani hidup sendiri
Mendiami rumahnya sendiri
Bersama dengan istrinya seperti engkau dahulu
Dan hidupmu seolah-olah kesepian
Waktu terus berputar
Dan kalian berdua menjadi begitu tua
Rambut memutih dan tubuh melemah
Kenangan berjalan satu-satu di depan mata
Engkau menjadi memiliki kesadaran dan memahami
Hidup ini bisa begitu mudah atau rumit
Tergantung bagaimana engkau melihat dan menjalaninya
Sekarang engkau telah tua sehingga engkau melihat
Apa yang dahulunya engkau anggap
Sebagai kerumitan dan kesulitan yang besar
Ternyata hanyalah hal yang sederhana dan mudah saja
Ternyata engkau lahir bukan untuk bersiap-siap menghadapi hidup
Engkau lahir adalah untuk hidup dan menjalani hidup
Engkau lalu menjadi begitu pasrah dan ikhlas
Menerima waktu yang semakin habis
Tubuhmu menjadi sakit dan terbaring di dipan
Anak-anakmu yang dekat maupun yang jauh berdatangan
Berdoa dan memohonkan ampun di samping dipan
Mengantarkanmu memenuhi waktu terakhir
Sampai akhirnya engkau pergi meninggalkan dunia dengan tenang
Anak-anakmu bahagia
Melihatmu tersenyum dengan tenang di saat terakhir
Menandakan keberhasilanmu menjalani hidup
Mereka mendoakan
Hidupmu lebih bahagia dan tenang
Di alam yang lebih kekal
Mereka bangga terhadapmu.
~ Khalil Gibran  (1833-1931)

Harmonisasi Cinta


Agar Cinta Bersemi Indah

Menerima pendamping kita apa adanya dengan tidak berharap terlalu banyak, merupakan bekal untuk mencapai kemesraan dalam rumah tangga dan kebahagiaan di akhirat.

Sebagai hamba yang dianugerahi fitrah, kita memang perlu menyeimbangkan harapan. Tak salah kita berdoa memohon suami yang sempurna, tetapi pada saat yang sama kita juga harus melapangkan dada untuk menerima kekurangan. Kita boleh memancangkan harapan, tapi kita juga perlu bertanya apa yang sudah kita persiapkan agar layak mendampingi pasangan idaman.

Ini bukan berarti kita tidak boleh mempunyai keinginan untuk memperbaiki kehidupan kita, rumah tangga kita, serta pasangan kita. Akan tetapi, semakin besar harapan kita dalam pernikahan semakin sulit kita mencapai kebahagiaan dan kemesraan. Sebaliknya, semakin tinggi komitmen pernikahan kita (marital commitment) akan semakin lebar jalan yang terbentang untuk memperoleh kebahagian dan kepuasan.

Apa bedanya harapan dan komitmen? Apa pula pengaruhnya terhadap keutuhan rumah tangga kita? Harapan terhadap perkawinan menunjukkan apa yang ingin kita dapatkan dalam perkawinan. Bila kita memiliki harapan perkawinan yang sangat besar, sulit bagi kita untuk menerima pasangan apa adanya. Kita akan selalu melihat dia penuh kekurangan. Jika kita menikah karena terpesona oleh kecantikannya, kita akan segera kehilangan kemesraan sehingga tidak bisa berlemah lembut begitu istri kita sudah tidak memikat lagi. Betapa cepat dan berlalu dan betapa besar nestapa yang harus ditanggung.

Sementara itu, komitmen perkawinan lebih menunjukkan rumah tangga seperti apa yang ingin kita bangun. Kerelaan untuk menerima kekurangan, termasuk mengikhlaskan hati menerima kekurangannya membuat kita lebih mudah mensyukuri perkawinan.

Disebabkan oleh komitmen yang sangat kuat pada Allah dan Rasul-Nya istri Julaibib mengikhlaskan hati untuk menikah dengan Julaibib. Yang baru semalam usia pernikahan mereka Julaibib mengakhiri hayat di medan syahid. Ketika ibunya merasa tidak rela dikarenakan rendahnya rendahnya martabat dan buruknya perawakan fisik, ia meminta agar orang tuanya menerima pinangan itu kalau memang Rasulullah saw. yang menentukan.

Orang yang melapangkan hati untuk menenggang perbedaan, cenderung akan menemukan banyak kesamaan. Perbedaan itu bukan lantas tidak ada, tetapi kesediaan untuk menenggang perbedaan membuat kita mudah untuk melihat kesamaan dan kebaikannya. Sebaliknya, kita akan merasa tidak nyaman berhubungan dengan orang lain, tidak terkecuali pendamping hidup kita, bila kita sibuk mempersoalkan perbedaan. Apalagi jika kita sering menyebut-nyebutnya, semakin terasa perbedaan itu dan semakin tidak nyaman membina hubungan dengannya.

Semoga Allah melindungi kita dari mempersoalkan perbedaan tanpa mengilmui. Semoga Allah menjauhkan kita dari kesibukan yang membinasakan. Semoga Allah pula kelak mengukuhkan ikatan perasaan di antara kita dengan kasih sayang, ketulusan, dan kerelaan menenggang perbedaan. Sesungguhnya telah berlalu umat-umat sebelum kita yang mereka binasa karena sibuk mempersoalkan perbedaan dan memperdebatkan hal-hal yang menjadi rahasia Allah.

Nah, jika mempersoalkan perbedaan, menyebut-nyebutnya, dan mengeluhkannya akan membuat hubungan renggang, mengapa tidak melapangkan hati untuk menenggangnya? Sesungguhnya menenggang perbedaan akan menumbuhkan kasih sayang dan kemesraan yang hangat. Ada perasaan mengharukan yang sekaligus membahagiakan jika kita memberikan untuknya apa yang ia sukai.

Untuk itu, ada tiga hal yang perlu kita pahami agar ia mempercayai ketulusan kita. Pertama, berikanlah perhatian yang hangat kepadanya. Besarnya perhatian membuat dia merasa kita sayang dan kita cintai. Kedua terimalah ia tanpa syarat. Penerimaan tanpa syarat menunjukkan bahwa kita mencintainya dengan tulus. Tidak mungkin menerima dia apa adanya jika kita tidak memiliki ketulusan cinta dan kebersihan niat. Ketiga, ungkapkanlah dengan kata-kata yang tepat.

Berkaitan dengan ungkapan ini, ada sebuah tips yang ahsan yang disampaikan oleh ustaz yang kini masih mengajar di jurusan Psikologi, UII, Yogyakarta ini. Yakni terminologi "aku" dan kamu". Saat kita mendapatkan bahwa masakan yang dibuat pasangan kita keasinan misalnya, maka gunakanlah kata ganti "aku" . "Aku lebih suka kalau sayurnya lebih manis, sayang" Tapi saat kita mendapatkan suatu kelebihan pada diri pasangan, ia sukses menggoreng telor dadar misalnya (biasanya ia menggoreng berkerak), maka kita gunakan kata ganti "kamu". "Kamu memang pintar, istriku". Kita gunakan kata "aku" untuk sesuatu yang sifatnya negatif dan "kamu" untuk sesuatu yang sifatnya positif. Untuk semua hal.

Tampaknya memang benar, karena penggunaan kata ganti "kamu" untuk sebuah kesalahan yang telah dilakukan oleh pasangan kita cenderung menyaran pada arti memvonis alih-alih memosisikan pasangan kita sebagai tertuduh.

Dalam perspektif pragmatik (linguistik), terminologi ini merupakan sebuah upaya penggunaan maksim kesopanan dengan tetap mempertahankan maksim kerja sama. Dengan tujuan agar tidak terjadi konflik pada keduanya.

Berangkat dari petunjuk Allah ini tidak layak bagi kita untuk sibuk mempersoalkan kekurangan ataupun kesalahan, apalagi kekurangan yang sulit dihilangkan, sepanjang ia tidak melakukan kekejian yang nyata. Betapa pun banyak yang tidak kita sukai darinya, kemesraan dengannya tak akan pudar jika kita mencoba untuk berbaik sangka kepada Allah, barangkali di balik itu Allah berikan kebaikan yang sangat besar. Sebaliknya, sesedikit apa pun keburukannya, bila kita sibuk menyebut-nyebut dan mengingatnya, akan sangat memberatkan jiwa. Dampak selanjutnya tidak hanya bagi hubungan suami istri, tetapi merembet pada hubungan kita dan si kecil.

Terimalah ia apa adanya. Terimalah kekurangannya dengan keikhlasan hati maka akan kita temukan cinta yang bersemi indah. Sesudahnya berupaya memperbaiki dan bukan menuntut untuk sempurna. Bukankah kita sendiri mempunyai kekurangan, mengapa kita sibuk menuntut istri untuk sempurna? Ada amanat yang harus kita emban ketika kita menikah. Ada ruang untuk saling berbagi. Ada ruang untuk saling memperbaiki. Dan bukan saling mengeluhkan, alih-alih menyebut-nyebut kekurangan.

Pahamilah kekhilafannya agar ia merasa ringan dalam memperbaiki, meski bukan berarti kita lantas membiarkan kesalahan. Berikanlah dukungan dan kehangatan kepadanya sehingga ia berbesar hati menghadapi tantangan-tantangan yang ada di depan. Tunjukkanlah bahwa kita memang sangat menghargainya, menerimanya dengan tulus, mau mengerti dan bersemangat mendampinginya.

Dalam buku ini Ustaz Fauzil memang tidak hanya membahas seputar keikhlasan menerima pasangan kita apa adanya. Namun tampaknya beliau memandang masalah yang remeh temeh ini dalam beberapa hal telah menjadi batu karang yang cukup terjal yang kemudian melahirkan benih-benih konflik dan alih-alih perceraian.
Seperti pada bagian akhir, beliau menjelaskan bagaimana upaya belajar itu tidak sebatas menerima apa adanya, tetapi juga diikuti dengan belajar mendengar dengan sepenuh hati. Karena tidak jarang kita bukan tidak paham jawaban yang sesungguhnya diinginkan di balik pertanyaan pasangan.

Cukup banyak hal sepele yang tampaknya kita anggap telah kita berikan tetapi ternyata hal itu jauh meleset dari dugaan. Kita bukan mendengar pasangan tetapi mendengar diri sendiri, kita bukan memberi solusi tapi malah menambah materi. Kita bukan memberi jalan keluar alih-alih menghakimi. Kita bukan memberikan jawaban, tetapi malah memberikan pertanyaan. Kita bukan meringankan tetapi malah memberatkan. Benarkah?

Al akhir, kekayaan itu ada di jiwa. Dan keping kekayaan itu dimulai dari ketulusan menerima. Dengan kekayaan jiwa kita akan lebih mudah memberikan empati, lebih mudah untuk memahami, lebih mudah untuk berbagi dan lebih mudah mendengar dengan sepenuh hati.

Hari ini, ketika kita bermimpi tentang sebuah pernikahan yang romantis sementara ikatan batin di antara kita dan pasangan begitu rapuh, sudahkah kita berterima kasih kepadanya? Sudahkah kita meminta maaf atas kesalahan kesalahan kita? Jika belum, mulailah dengan meminta maaf atas kesalahan-kesalahan kita dan ungkapkan sebuah panggilan sayang untuknya. Mulailah dari yang paling mudah, hatta yang paling remeh atau kecil sekalipun. Mulailah dari yang paling kecil, demikian Ustaz Aa' berpesan. Little things mean a lot, demikian Ustaz Fauzil menambahkan. Agar cinta bersemi dalam keluarga kita, agar cinta senantiasa berbunga dalam kehidupan kita.
Masya Allah.
Subhanallah.
Alhamdulillahirabbil alamiin.
Wallahu alam bisshawab.
(bagi yang belum menikah tidak usah khawatir, jika engkau jaga risalah Allah adalah sebuah keniscayaan jika Allah kan berikan yang terbaik buat antum, sekali lagi terbaik dalam perspektif Allah, dan bukan perspektif kita)


Pilih Bahasa

English French German Spain Italian Dutch
Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Pasang widget ini

Negara Pengunjung

free counters

Ruang Komunikasi

Jam

Yasir Santiago Blog. Diberdayakan oleh Blogger.

Lokasi Pengunjung

Followers

Tentang Saya

Foto saya
Pemalang, Jawa Tengah, Indonesia
Berawal dari banyaknya teman yang memakai blog sebagai media bertukar informasi dengan berbagai orang, Saya ikut tertarik untuk membuatnya, ALHASIL jadilah blog ini. hhhehehe. Bagi semua pembaca mohon dimaafkan dan dimaklumi jika blog ini masih banyak kesalahan dan kekurangannya, mengingat blog ini masih tergolong sangat baru, hehhe. Salam sukses !!!!

Pengunjung

Minggu, 02 Mei 2010

Cinta, Kasih Sayang, & Hawa Nafsu
Cinta, Kasih Sayang, & Hawa Nafsu Langkahku berat, kuturuni tangga imarahku satu-persatu, kucoba melangkahkan kaki perlahan. Aku tak ...
Surga Cinta
Surga Cinta Adakah sebenarnya Surga itu. Kalau memang ada, seperti Agnes Monica katakan dalam Tanpa Kekasihkku , dimana letak surga it...
Patah Hati
Patah Hati Latar belakang penulisan: Akhir-akhir ini sering baca buletin tentang patah hati dari temen-temen, belakangan ini banyak yang p...
Komitmen Cinta
Komitmen Cinta “Maka dalam hidupnya seorang lelaki harus bertanggung jawab terhadap apa yang telah dia tanamkan dalam hati, pikiran dan j...
Ketika Cinta Menjauh
Ketika Cinta Memaksaku Menjauh terkadang cinta terlalu sulit untuk dipahami… terlalu rumit untuk dimengerti… seperti datangnya yang tak t...
Jalan Cinta
Jalan Cinta By Khalil Gibran Untuk anak-anakku, Yang sedang bertanya-tanya Tentang masa depan yang tersembunyi dan terbayang begitu jau...
Harmonisasi Cinta
Agar Cinta Bersemi Indah Menerima pendamping kita apa adanya dengan tidak berharap terlalu banyak, merupakan bekal untuk mencapai kem...

 
Template Indonesia | Yasir Santiago Blog
Aku cinta Indonesia